Kamis, 21 Juni 2012

Reformasi disegala Sektor


Rezim soeharto memang berhasil selesai. Tapi perubahan belum terpenuhi. Ada agenda yang terlewatkan dari cita cita reformasi. Terwujudnya demokrasi yang sebenar-benarnya. Bukan hanya sekedar kebebasan. Tetapi, selarasnya antara hubungan antara pemerintah dan masyarakat.
Seharto memang berhasil tumbang. Tapi Indonesia masih belum bisa menemukan bentuk nya. Hal ini terbukti dengan semakin maraknya aksi korupsi secara terang terangan, masih terjadi bentrok antar golongan, sikap masyarakat yang semakin apatis, dan stigma politik adalah buruk masih menjadi gunjingan ditataran grassroot.
 Seakan masih menapaki masa pubernya. Pancasila masih belum bisa terinternalisasi di setiap hati para rakyatnya. Hal ini disebabkan konstitusi kita masih produk imitasi dari barat. Dari Negara-negara lain. Yang, notabene belum tentu cocok dengan kultur masyarakat Indonesia. Selain factor eksternal ini. Factor internal adalah factor paling krusial. Yaitu, masyarakat masih terjebak dalam primodial baik agama maupun suku. Bhineka tunggal ika memang falsafah bangsa. Tetapi, melihat kondisi social saat ini. Seakan perbedaan malah menjadi suatu hal yang mampu memecah belah rakyat Indonesia.
Melihat keadaan yang semakin pelik. Musti ada langkah baru dalam merebut reformasi dalam arti sebenar-benarnya. Reformasi harus dibentuk dari kesadaran pemuda bangsanya sebagai nahkoda Indonesia. Pemudanya harus sadar, dan harus sembuh dari penyakit apatis akut nya. Bukan lagi berbicara kepentingan golongan. Tetapi, berbicara satu kata dalam kemerdekaan yang sebenar-benarnya.
Reformasi juga harus terjadi di dalam tubuh media. Media sebagai pendidik masyarakat harus mampu memposisikan dirinya sebagai lembaga independent. Ditengah privatisasi media oleh para konglomerat. Menjadi tantangan media untuk mampu lepas dari bayang baying persaingan oplah. Etika dan prinsip jurnalistik harus dipegang teguh dalam menyampaikan pendidikan kepada masyarakat.
Sehingga bentuk masyarakat yang sadar akan kondisi sosialnya mampu tercipta, masyarakat harus mampu menjadi counter pemerintah, agar terciptanya kesadaran dalam tubuh pemerintah juga bahwa pemerintah bukan lagi sebagai the power of system tetapi menjadi support of system. Kedaulatan ditangan rakyat masih harus di elukan hingga detik ini.[]

0 komentar:

Posting Komentar