Rabu, 25 April 2012

Adele; Turning Tables

Close enough to start a war
All that I have is on the floor
God only knows what we're fighting for
All that I say, you always say more

I can't keep up with your turning tables
Under your thumb I can't breathe

So, I won't let you close enough to hurt me
No, I won't rescue you to just desert me
I can't give you the heart you think you gave me
It's time to say goodbye to turning tables
To turning tables

Under haunted skies I see you (ooh)
Where love is lost your ghost is found
I braved a hundred storms to leave you
As hard as you try, no, I will never be knocked down

I can't keep up with your turning tables
Under your thumb I can't breathe

So, I won't let you close enough to hurt me,
No, I won't rescue you to just desert me
I can't give you the heart you think you gave me
It's time to say goodbye to turning tables
Turning tables

Next time I'll be braver
I'll be my own savior
When the thunder calls for me
Next time I'll be braver
I'll be my own savior
Standing on my own two feet

I won't let you close enough to hurt me,
No, I won't rescue you to just desert me
I can't give you the heart you think you gave me
It's time to say goodbye to turning tables
To turning tables
Turning tables, yeah
Turning, oh

Senin, 23 April 2012

Soal langkah kedepan


Kemarin sempet ngobrol setelah kelas reporting. Ada beberapa anak angkatan atas dan dosen yang cukup cees sama gue. Bu Nadhiro, cerita tentang pengalaman pratikum media di semester 7 besok. Gw jujur semangat buat ngadepin praktikum media ini. Excited banget! Hehe.. Ada beberapa anak angkatan atas cerita. Bahwa emang pas praktikum media ini lah kesempatan emas buat kita magang di media. Dalam hal ini emang gw prefer dari awal buat di Media cetak. Mimpi gue terbesar adalah gue bisa magang di Jakarta Post atau ANTARA. Well, dari proses magang itu, kalo kinerja kita keren. Kita bisa ngelanjutin sebagai pijakan kita selanjutnya setelah lulus men. Walaupun, gue emang tetep mau ngelanjutin s2 dulu di luar.
Persiapan itu, harus gue siapin dari sekarang. Dari beberapa kegagalan dan kesalahan gue selagi muda dulu. Gue jadi agak worried sama keputusan keputusan penting di hidup gue. Dan ini juga yang mungkin bikin gue banyak mengambil langkah langkah lebih carefull. So far, gue tetep intan yang sukaaa banget sama yang namanya tantangan dan hal baru. Emang jogja membawa efek buat diri gue secara gak langsung. Gue terbiasa dengan kkultur jogja yang pastinya beda banget sama Jakarta. Selama ini, gue sudah banyak melewati fase ya gue rasa. Jadi, mungkin gue juga musti mempersiapkan mental. Menggali lagi mental yang mungkin selama ini sudah mulai menumpul. Dan.. yah. Siap dengan hiruk pikuk Jakarta.
Gue serius gak sabar buat keluar dari comfort zone gue.. dan gue menunggu waktu yang tepat. Mungkin praktikum media ini cara yang tepat. Gue bisa melihat sejauh mana kaki gue bisa dan berani melangkah keluar.
J I’m a superwomen.

Jumat, 20 April 2012

Saat Gue tak Lagi Menjadi Orang Lucu

Ada satu hal yang bikin gue tertarik minggu minggu ini. Ada tawaran buat jadi editor freelance buat buku comedi. Jujur gue kaget. Kenapa juga tawaran itu jatuh disaat gue merasa diri gue tidak selucu dahulu (walaupun dulu pun gue gak lucu) seriusan. gak ngerti apa yang harus gue perbuat. Disatu sisi, faktor ekonomi membuat gue jadi menghamba sama kerjaaan yang satu ini. Tapi. sisi lain. Halooo! Sekarang bahkan gue sudah menjadi manusia paling garing sepanjang abad! seriusan! Gue ngerasa gak PD sama sekali dengan diri gue yang sekarang. semua serba cekak. hahaha.. 

Syarat yang diminta juga gak aneh aneh dari penerbit. Cuma disuruh ngirim CV sama contoh tulisan 5 paragraf. (dengan efek lagu horor volume full) gue bingung. Berhenti bernafas untuk beberapa saat. SUSAAAAH MEEEN! 

Satu hal yang gue pahami adalah. Loe gak akan menjadi LUCU kalo lo MEMBUAT LOE MENJADI LUCU. Sumpaah! itu akan kaya freak! huhuh.. Gw pingin banget.. serius.. gue butuh energi untuk keberlangsungan hidup gue!! tapi.. lagi lagi. gue berkaca di kaca super gede dan super jujur kaya kaca di putri salju.

GUE SUDAH TIDAK LUCU.

Tapi hati gue berkata, faktanya adalah

GUE BUTUH DUIT.

Jadi gimana? Mabook aja dah.

Kamis, 19 April 2012

Spechless di siang bolong

TIBA TIBA gue tertarik lagi dalam kenangan masa SD setelah membaca (lebih tepatnya) melihat kawan lama gue pas SD. karena, faktor paranoid yang sangat besar membelenggu jiwa gue. gue berhenti. dan hanya melihat. Alamakjang.. entah kenapa penyesalan selalu datang terakhir.. dan entah kenapa juga gue gampang banget let it flow.. Hahaha..

Intinya, mengapa sampe sekarang kawan SD gue yang satu itu masih terus menghantui pikiran gue (lebih tepatnya kadang kadang terlintas kalo lagi buka sosial media) cz, he is uniqly. seriusan. Dari fase dia SD dan sekarang gue liat dia yang statusnya adalah anak Kuliahan. IT'S DANGEROUS! untungnya gue masih cinta sama my lovely husband.. jadi gue cuma sekedar "wow" dan akhirnya spechless..

Kenapa ya tuhan menciptakan manusia se (____) gue gak tau menggambarkan dia kaya apa. Ganteng, lumayan, lebih tepatnya keren. lebih tepatnya lagi antik. Dan ini yang bikin gue suka dari dia (suka dalam arti, prefer, uhmm.. bikin gue tertarik) adalah sikapnya dia yang COOL. Sosok cool.

Gw mau upload fotonya sebenernya..
tapi..


saya mengurungkan niat.

gue kasih linknya aja..

COOL

Rabu, 18 April 2012

Tentang Bangsa yang Pragmatis

Saya sebenarnya juga tidak tahu pasti apa yang terjadi dengan bangsa ini. Masyarakatnya semakin pragmatis. Saya juga tidak munafik lah. terkadang pragmatis itu muncul di benak manusia. Karena, hakekatnya manusia adalah makhluk yang dipenuhi hawa nafsu. Tapi, saya sendiri malu apabila pragmatis tapi tidak memberi kontribusi lebih. Ini yang saya bilang pecundang.

Jumat, 13 April 2012

Skripsi Terbit, Plagiasi Terkikis


Munculnya surat edaran DIRJEN DIKTI (Direktorat Pendidikan Tinggi) nomer 152/E/T/2012 tanggal 27 Januari 2012 tentang penerbitan karya ilmiah kedalam jurnal ilmiah menuai banyak respon. Beberapa rector universitas ternama tidak setuju akan hal ini dikarenakan menurut mereka jumlah jurnal ilmiah tidak sebanding dengan lulusan yang dikeluarkan oleh universitas setiap tahunnya. Padahal alasan pemerintah meluncurkan peraturan ini dengan pertimbangan hasil karya ilmiah mahasiswa dianggap masih rendah.
Fakta dilapangan budaya plagiasi sudah menjadi lumut dikalangan mahasiswa saat ini. Dengan kemajuan teknologi mahasiswa saat ini dengan mudah dapat mendapatkan apa saja lewat internet. Hanya menulis keyword di mesin pencari, bias menghasilkan 1000 sampai 5000 sumber terkait. Sayangnya, kemajuan teknologi ini tidak dibarengi oleh mental positif dari mahasiswa.
Salah satu tri dharma perguruan tinggi bahkan berbicara salah satu kewajiban mahasiswa adalah penelitian. Kita tidak bias mengartikan sempit penelitian ini. Tugas ringan seperti buat makalah bila kita bersikap bijak itu juga membutuhkan sebuah riset kecil. Dan yang menjadi goal dari seluruh mahasiswa adalah skripsi,dan hal tersebut juga mengandung unsure penelitian. Sayangnya, budaya penelitian lagi-lagi bukan hal yang begitu menarik. Budaya pop, mall terlanjur menghegemoni mahasiswa. Sehingga membentuk karakter followers dan instan. Akhirnya membuat mahasiswa buntu otaknya dan budaya copas (copy paste) kian melekat.
Terlepas dari pro kontra antara rector dan pejabat pemerintah. Ini seharusnya bias disikapi oleh mahasiswa dengan siap. Apabila beberapa rector mengatakan bahwa jurnal ilmiah jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah lulusan mahasiswa setiap tahunnya, ini bukan hal yang sulit untuk diwujudkan. Tulisan mahasiswa bias dibuat jurnal terbitan kampus dengan memakai standart nasional atau bahkan internasional. Selain itu, mahasiswa seharusnya mampu menyerap ini menjadi sebuah ajang kompetisi untuk melihat seberapa mampu ia mempertanggung jawabkan rumpun keilmuannya.
Dengan adanya peraturan seperti ini jelas akan menekan angka plagiasi dijajaran mahasiswa. Walaupun hal ini tidak bias dirasakan secara instan hasilnya. Namun, peraturan ini mampu menjewer mahasiswa plagiasi. Karena, semakin banyak mahasiswa yang bermental plagiasi jelas ini menunjukan bahwa output mahasiswa Indonesia tidak bias dipertanggung jawabkan.
Membiasakan diri untuk terus ingin tahu, dan bermental innovator akan banyak membantu mahasiswa dalam menerapkan rumpun keilmuannya. Mahasiswa yang dianggap pregtisius bagi masyarakat tentu mempunyai tanggung jawab besar terhadap kelanjutan bangsa ini, lalu akan jadi apa Indonesia kalau mahasiswanya saja tidak siap, hanya untuk menerbitkan skripsinya kedalam jurnal ilmiah. Ini menandakan bahwa mahasiswa tak mampu bersaing. Dan nasib bangsa akan terus bobrok.[]

HARUSNYA KITA BIJAK MENYIKAPI FENOMENA ALAY


Seringkali kita terjebak dalam streotipe general tanpa kita tahu maksud dari paradigm tersebut. Alay. Predikat yang sering melekat disebagian orang yang menurut para ‘anti alay’ adalah orang yang norak, kampungan, dan tidak up to date. Kita pun sering tanpa sadar mencap seseorang alay tanpa tahu batasan alay, tanpa tahu apa makna mendasar dari alay.
Alay adalah kepanjangan dari anak layangan. Penulis pun tidak mampu menemukan kapan dan siapa yang mencetuskan kalimat ini. Alay yang booming ditahun 2000an semakin kesini semakin mendeskriditkan golongan. Predikat alay sering sekali di sematkan pada golongan menengah kebawah. Padahal, menurut penulis alay adalah suatu fase. Alay yang sering kali saat ini malah dijadikan bahan olokan pada dasarnya pernah dilakukan oleh setiap orang.
Seringkali Alay diberikan ciri cirri sebagai berikut: 1. Huruf ketikan sms besar kecil dan dipadukan dengan angka. 2. Apabila mengetik sms ada unsure hiperbola alphabet disana. Contoh: cemunguuudh kakaks (Semangat kakak), kMu Lgy d5na? (kamu lagi dimana?) dsb. 3. Tabrak warna seringkali juga dijadikan trend di kalangan alay. 4. Alay juga seringkali dihubungkan dengan prilaku yang hiperaktif.
Dari mana alay berasal? Penulis mencoba flashback kebelakang. Bukan bermaksud untuk menjudge salah satu provider. Namun, jelas masih di ingat dibenak kawan kawan pastinya. Bahwa salah satu provider handphone pada saat itu mempopulerkan gaya sms gede kecil dengan paduan angka dan huruf, seolah membuat trend baru di dunia remaja sembari menawarkan salah satu produk paket smsnya. Sontak, hal itu langsung membumi ditengah para remaja.
Kemudian, yang paling massif dan dapat dijadikan bukti nyata adalah perkembangan jejaring sosial di Indonesia. Masih teringat dengan eksistensi Friendster, pada masanya. Friendster adalah trobosan jejaring sosial pertama yang langsung mencapai rating tertinggi dalam jangka waktu beberapa tahun di Indonesia, lalu, muncullah facebook sebagai dinamika baru. Dan friendster lambat laun di tinggalkan. Hingga para remaja yang masih berkutat difriensdter dibilang alay, gak gaul, dsb. Setelah Twitter hadir. Para pemakai facebook pun yang berimigrasi ke twitter menganggap bahwa facebook menjadi wadahnya orang-orang lain.
Kita tidak bisa mendeskreditkan alay sebagai sebuah virus yang harus dijauhi. Sekali lagi, karena semua orang pasti pernah alay. Dan itu wajar. Sekali lagi pula, karena hal itu adalah sebuah proses menuju kedewasaan. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi alay. Atau pernah alay. Pertama, proses pendewasaan. Alay lekat sekali dengan para remaja. Karena, remaja pada dasarnya sedang mencari jati diri, menunjukan eksistensinya bahwa ia ada. Maka, ia berprilaku yang sering kali dicap alay. Contoh prilakunya dengan nama pengguna di facebook, atau gaya sms antar sebayanya. Tidak ada yang salah dengan hal ini. Ini adalah sebuah fase yang mungkin dan bisa saja dilalui oleh orang lain.
Kedua,faktor lingkungan dan ekonomi sosial. Pada salah satu stasiun tv yang menayangkan acara musik setiap pagi, bisa kita lihat bersama ada beberapa penonton yang bergaya dengan gaya yang sama setiap harinya. Dan kelompok ini biasanya yang disebut alay. Terlalu cepat kita menyematkan predikat alay terhadap orang. Apabila kita bisa berfikir lebih jauh lagi, apa yang salah dengan peran itu, dibalik itu semua, dibalik gaya dan jogetnnya ditelevisi yang sering kita anggap alay. Mereka melakukan seperti itu karena mendapat bayaran, untuk menyambung hidupnya. Toh,buktinya acara itu juga tetap bertahan sampai sekarang itu membuktikan bahwa acara itu juga diminati oleh masyarakat. Sayangnya kaum ‘non-alay’ atau biasanya mereka yang berada di kelas menengah keatas tidak melihat alay dari segi yang ini. Mereka mengaggap bahwa alay adalah salah stau kelas yang tidak bisa melebur bersama, dan hanya dimiliki oleh kalangan menengah kebawah.
Ketiga,faktor media massa, seperti yang sudah penulis uraikan diatas. Bahwa media massa sangat berpengaruh dalam pergesaran budaya apalagi ditengah kultur masyarakat indonesia yang konsumerisme dan bermental followers. Kultur masyarakat saat ini tidak bisa terlepas dengan perubahan yang dibawa media massa dan public figurenya. Sayangnya public figure yang di jadikan patokan oleh masyarakat adalah artis. Tidak ada masalah dalam hal ini apabila artis pada dasarnya memberikan pengaruh positif. Dibarengi oleh sikap masyarakat yang cerdas. Tidak hanya menerima pengaruh dari media massa secara mentah mentah. Mampu memfilter input dari segala bidang, maka penting juga bagi masyarakat untuk meningkatkan pendidikan caracter. Agar tidak terus menjadi masyarakt yang konsumerisme dan followers.
Penulis disini bukan ingin menghakimi beberapa pihak, tapi layaknya kita sebagai mahasiswa mampu membuka mata dan sensitifitas untuk semua lini. Sering kali mahasiswa saat ini malah ikut terbawa arus dan merasa statusnya sebagai mahasiswa adalah hal yang pregtisius. Mahasiswa harusnya mampu lebih ilmiah dalam menyikapi fenomena sosial. Bersikap arif dan memberi manfaat bagi bangsa. Bukan malah memarjinalkan kaum alay, atau bahkan menjadikan alay sebagai predikat jelek bagi sebagian orang atau kelompok.
Alay adalah sebuah fase yang mungkin bisa terjadi pada siapapun. Tidak arif penulis kira apabila kita dengan mudahnya mejustifikasi orang tanpa kita melihat sisi lainnya. Karena, sesungguhnya menjustifikasi orang secara sepihak menunjukan kedekatan kita dengan mereka.[]

Beberapa koleksi tulisan yang tembus koran.

Bakal gue post beberapa tulisan gue yang berhasil masuk koran ni.. even, yang gak tembus juga beberapa gue posting.. ya itung itung menuhin blogg.. selain buat tempat galau..

YOGYAKARTA JALAN TERUS


Sikap pemerintah yang menarik ulur permasalahan RUU Keistimewaan Yogyakarta membuat sebagian masyarakat Yogyakarta 26 maret 2012 silam melakukan apel siaga rakyat Yogyakarta propenetapan. Aksi yang diikuti oleh 500 masyarakat DIY ini menyatakan prihatin dengan nasib RUU Keistimewaan yang sampai detik ini belum selesai dibahas di DPR. Bahkan masyarakat dalam aksinya membentangkan spanduk yang bertuliskan 'Apel Siaga Rakyat Yogyakarta, Kami Siap Berpisah, Rakyat Sepakat SBY Turun'. Sungguh ironi.
Wacana RUU Keistimewaan timbul diawali niat presiden SBY yang ingin membuat sebuah pemerintahan yang sama dengan pemerintah pusat dengan jalan gubernur yang dipilih. Bukan dengan penetapan. Alih alih sebagai perwujudan demokrasi yang sesungguhnya SBY dan beberapa anggota dewan yang propemilihan mencanangkan RUU Keistimewaan Yogyakarta. Seakan lupa dengan fakta sejarah, SBY beserta jajarannya sempat menggegerkan masyarakat Yogyakarta. Banyaknya pro kontra yang terjadi di Yogyakarta akhirnya membuat RUU Keistimewaan ini pun mandek ditengah jalan.
Pemerintah seakan gamang dengan berbagai keputusan yang akan diambilnya. Dengan melihat track record pemerintah beberapa waktu belakangan ini, seakan wacana RUU Keistimewaan ini hanya dijadikan pengalihan isu dari isu isu krusial yang dihadapi pemerintahan. Segala bentuk dan partisipasi anggota dewan dalam menggodok RUU tersebut pun seperti hangat hangat tai ayam yang hanya booming di awal tapi buntu dibelakang.
Sepertinya pemerintah tidak ingin kehilangan muka ataupun menambah daftar panjang borok pemerintahan pusat, alih alih menegakan demokrasi, dan menjalankan fungsi dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat. Padahal, fakta sejarah sudah membuktikan bahwa Yogyakarta adalah cikal bakal lahirnya NKRI. Dan merupakan ruh dari Indonesia. Selain itu, ini alas an yang membuat penulis yakin bahwa RUU Keistimewaan hanya sebuah pengalihan isu adalah pemerintah pusat dalam membuat sebuah wacana tanpa melihat fakta social. Apabila ingin benar benar mewujudkan demokrasi dan kedaulatan rakyat. Seharusnya pemerintah sudah membaca kultur masyarakat Yogyakarta,yang pada hakekatnya menginginkan Sri Sultan Hamengkubuwono menjadi pemimpin masyarakat Yogyakarta. Dengan membaca hal tersebut pemerintah pusat tidak harus memaksakan kebijakan yang pada akhirnya malah tidak berpihak kepada rakyat.
Masyarakat Yogyakarta saat ini haruslah mampu sadar social dan membuka mata melihat fakta yang terjadi dipanggung drama pemerintahan pusat saat ini. Begitu banyak kasus dan isu yang bergulir silih berganti namun,tidak berujung pada penyelesaian yang memuaskan. Hakekatnya ini isu yang bersilih berganti ini hanya untuk menutupi kebobrokan yang sudah terlanjur terbuka ke public.
Penulis rasa masyarakat tak perlu galau dalam menyikapi bentuk pemerintahan atau kedaulatan Yogyakarta. Karena, hak penuh berada ditangan rakyat. Dan keputusan pemerintah haruslah pro rakyat. Apabila rakyat merasa bahwa Sri Sultan Hamengkubuwono lah yang mampu dan credible dalam memimpin Yogyakarta. Mengapa harus ragu dan risau untuk mengatakan “Penetepan Yes, Pemilihan No.”[]

Senin, 09 April 2012

Demam Blog di ARENA

Actually, gue gak begitu paham apa yang lagi terjadi di ARENA.. kata nya burung yang terbang disamping rumah gue.. lagi pada demam blog.. trus pada bikin blog..

Gue kembali mengingat pertama kali gue kenal blog dan dunia maya -yang pada akhirnya membuat sebuah episode dalam hidup- adalah saat gue duduk dibangku menengah pertama. Actually lagi, blog sampe sekarang masih berperan sama buat gue. sisi lain dari cerita yang gak gue expose. Gue punya permasalahan di bahasa. Gue bisa tahan berjam jam buat ngomong, menceritakan segala kegundahan gue bahkan sama orang yang gak gue kenal dekat sekalipun. tapi kalo disuruh nulis. mentok hanya jadi 2 halaman -ini pengalaman nulis di media massa-

Pada akhirnya gue menyadari -setelah gue di arena- lo akan hilang dari sejarah kalau loe gak pernah nulis. Dari nulis juga -yang gue rasain selama ini- loe bisa jujur sama tulisan loe. mulut gak akan ikut campur kordinasi antara hati dan jari. Gue suka bagian yang satu ini.

Actually yang ketiga. gue seneng , seneng banget bisa ada di arena.. bertemu dengan kawan kawan yang AMAZING!! CRAZY! FABOULUS! dan lain lain yang gak selesai diungkap di page yang ini. So, far.. mereka sekarang adalah keluarga gue yang paling bisa ngertiin gue. dan I so much thankfull God You Gave me them. Obsolutly for makes my life become Renyah deh pokoknya..

Love them lah pokoknya,