Senin, 02 September 2013

Realitas yang masih belum akur sama cita-cita

Pernah sekali waktu saya berfikir bawah hidup tak perlu dijalani terlalu serius. Namun, kadang teori itu terpatahkan begitu saja ketika realitas kehidupan terus melindas. 

Saya selalu bisa bersemangat ketika mengawali sesuatu, lalu merasa bosan di pertengahan, dan menyesali pencapaian yang kurang memuaskan diakhir cerita. Intinya sih, saya kadang mikir. Hidup itu enggak sulit sulit amat kok buat dijalanin. Tapi, ternyata enggak segampang gambar pemandangan waktu SD sih.. Jadi, setiap fase pasti mempunyai pelajaran sendiri.

Di awal september ini. Tepatnya sudha tanggal dua. Saya memasuki masa injury time masa akademik. Mungkin bagi sebagian orang "sejenis" saya, semester tujuh bukan kendala. Kalau kata temen saya. "santaai aja lah. belanda masih jauh" paparnya dengan raut wajah serius. Tapi bagi saya, ini lain.

Menjadi lain ketika, kamu punya cita-cita yang berlarian, berkrjaran bahkan dengan realitas yang terus melindas. Kehidupan kemudian bergegas. sreet.. srreeet.. kalau kata pacar saya ler eset  yang dalam kamus bahasa pacar saya artinya: cekatan.

Sesungguhnya sih masih banyak sekali mimpi yang ingin saya raih, kemudian bisa menjadi cerita buat besok pasukan alit saya. Uhm... *saya bingung mau nulis apa*

Semestinya sih injury time ini enggak saya lewatkan begitu saja. Saya harus lebih realistis lagi. Realistis disini bukan soal lulus cepet dan segala tetek bengeknya. Tapi mencoba membuat orang -yang menjadi tanggung jawab saya- merasa realistis tentang hidup.

Semester tujuh. Tujuh ya..
saya masih mau main-main. jalan-jalan.

*ditulis di ujung malam,
song: Urban Zakapa
drink: clean water

0 komentar:

Posting Komentar