Sabtu, 05 Januari 2013

Sekotak Terimakasih Untuk Kau Seorang :)

Kamu..

Ya, kamu.. Ahmad Taufik.

Entah butuh berapa ribu lembar untuk menuliskan tentang mu. Entah butuh berapa ribu ucapan terimakasih untuk dirimu..

yang jelas, terimaksih sepanjang tahun ini menjadi orang yang begitu sabar berada disamping ku. Menjadi teman hidup yang hebat. Menjadi seseorang yang sempat membuat cerita hidupku menjadi lebh berwarna. Terimakasih juga sudah menunjukan sesuatu yang mungkin tak akan pernah ku ketahui dan kulihat kalau bukan bersamamu.

Tentang identitas, tentang bangsa, tentang perjuangan, tentang hidup, tentang makna, tentang keyakinan, tentang kepercayaan, tentang keajaiban, tentang sebuah cerita yang terus tertuliskan selagi nafas masih berhembus panjang.

Kau mungkin benar..
Hidup ini memang tak selayaknya untuk diumpati atau disesalkan.. tuhan sudah menutup buku takdir jauh sebelum aku, kamu, mereka diciptakan dibumi ini..
Kita lah yang harus nya paling berhak menjadi raja di hidup kita sendiri..

Terimakasih sudah sudi mencintai dan menyayangi aku selama ini..
Kau meman teman hidup terbaik yang pernah ku punya..

Ya, mei itu. saat kau menyatakan semuanya di kantin.. dan tanpa pikir panjang ku anggukan saja kepalaku. Tentunya kau tanpa pikir panjang juga mengajukan dirimu untuk menemani hidupku..

Selama itu pula.. berbagai kenangan berhasil kita ingat, walupun belum sempat terkodifikasi.. ah.. apalah artinya kodifikasi, kalau membuat puisi saja kau tak mampu. Lucunya, kau tidak bisa membuat puisi hanya untuk ku. ahahahaha...

Selama itu pula, 2 puisi tercipta. hanya DUA. :)

Aku pun masih ingat sebuah perbincangan kita di rel kereta itu..
Bahwa sejatinya kedua rel tak akan pernah bertemu pada sebuah titik. namun, apabila rel yang satu sisi tidak ada, maka apalah guna rel yang sebelah...

Hidup ini memang sejatinya bukan saling memiliki dan menjadi satu. Namun, beriringan.. berjalan bersama.. menghantarkan pada tujuan yang sama..

Keadaan memang harus menjadi berbeda saat ini; bukan karena apa.. kau pun tau.. kita pun sudah berulangkali membicarakan hal in..

Bukan tentang rindu yang telah sirna, bukan pula tentang rasa yang tlah hilang...

Terlalu munafik dan ego juga kalau alasannya adalah cita-cita.. bukankah kita punya cita-cita yang sama dan berencana untuk menggapainya bersama?

Mungkin memang waktu dan keadaan yang tidak memungkinkan kali ini...
mungkin juga kita harus benar-benar berjauhan untuk memantapkan hati..

Segan rasanya untuk memintamu untuk tak terlalu jauh berpaling.. karena, hidup ini tak ada yang tau..

Namun, apa daya ketika hati ini memang masih terpatri akan kamu...

:)

Terimkasih sudah menjadi yang terbaik...

0 komentar:

Posting Komentar